Kamis, 22 September 2011

TPQ "Nurul Huda" Desa Putatgede

Pendaftaran santri TPQ telah dibuka jauh-jauh hari sebelumnya. Pada hari pertama masuk, pendaftar sudah mencapai puluhan santri. Menurt pengurus TPQ diperkirakan santri yang mendaftar sekitar 30 santri, namun pada kenyataannya sampai berita ini di turunkan, santri yang mendaftar telah mencapai 100 santri. Ini memang jauh dari perkiraan, ternyata warga sangat antusias sekali menyambut didirikannya pendidikan TPQ milik desa sendiri.
Pihak Pemerintah Desa memegang peranan sangat penting sekali akan hal ini, sebab semua pendaftar diberikan hak "Gratis", baik dari segi uang pendaftaran maupun seragam. Membludaknya santri pendaftar memang tak bisa dianulir oleh Pemerintah Desa maupun Pengurus TPQ. Karena mayoritas pendaftar adalah warga Desa Putatgede sendiri. Tak bisa dielakkan lagi semua ingin mendapatkan fasilitas gratis dari Pihak Desa.
Menurut Bpk. Supriyadi (Kepala Desa) : Selain pendaftar baru, banyak juga wali santri yang memindahkan putra-putrinya dari TPQ "Baiturrohim" Kelurahan Sukodono menuju ke TPQ "Nurul Huda" Desa Putatgede, dengan alasan selain ingin merasakan pendidikan yang diselenggarakan oleh desa sendiri juga karena alasan dekatnya dengan lokasi rumahnya.
Pada masa kepemimpinan Bpk Supriyadi ini, Pembangunan sarana fisik desa dan sarana pendidikan sangat-sangat diperhatikan sekali, inilah salah satu bukti.
Harapan jauh ke depan, Semoga warga desa Putatgede bisa merasakan bahwa Pemerintah Desa bisa mensejahterakan warganya. Baik melalui peningkatan mutu sarana fisik ditingkat pertanian serta meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan.

TPQ "Nurul Huda" Desa Putatgede

Pendaftaran santri TPQ telah dibuka jauh-jauh hari sebelumnya. Pada hari pertama masuk, pendaftar sudah mencapai puluhan santri. Menurt pengurus TPQ diperkirakan santri yang mendaftar sekitar 30 santri, namun pada kenyataannya sampai berita ini di turunkan, santri yang mendaftar telah mencapai 100 santri. Ini memang jauh dari perkiraan, ternyata warga sangat antusias sekali menyambut didirikannya pendidikan TPQ milik desa sendiri.
Pihak Pemerintah Desa memegang peranan sangat penting sekali akan hal ini, sebab semua pendaftar diberikan hak "Gratis", baik dari segi uang pendaftaran maupun seragam. Membludaknya santri pendaftar memang tak bisa dianulir oleh Pemerintah Desa maupun Pengurus TPQ. Karena mayoritas pendaftar adalah warga Desa Putatgede sendiri. Tak bisa dielakkan lagi semua ingin mendapatkan fasilitas gratis dari Pihak Desa.
Menurut Bpk. Supriyadi (Kepala Desa) : Selain pendaftar baru, banyak juga wali santri yang memindahkan putra-putrinya dari TPQ "Baiturrohim" Kelurahan Sukodono menuju ke TPQ "Nurul Huda" Desa Putatgede, dengan alasan selain ingin merasakan pendidikan yang diselenggarakan oleh desa sendiri juga karena alasan dekatnya dengan lokasi rumahnya.
Pada masa kepemimpinan Bpk Supriyadi ini, Pembangunan sarana fisik desa dan sarana pendidikan sangat-sangat diperhatikan sekali, inilah salah satu bukti.
Harapan jauh ke depan, Semoga warga desa Putatgede bisa merasakan bahwa Pemerintah Desa bisa mensejahterakan warganya. Baik melalui peningkatan mutu sarana fisik ditingkat pertanian serta meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan.

Sabtu, 03 September 2011

Alat Rajang Tembakau Tradisional




Ngrajang
Potret masa kini yang masih dilakukan oleh sebagian warga di Desa Putatgede ditengah-tengah maraknya Mesin Perajang Tembakau. Alat Tembakau Tradisional ini terdiri dari :




Nganjang



Bendo

  • Cacak, adalah istilah Tempat / Dingklik (bangku) tempat untuk merajang tembakau. 

  • Bendo, adalah Pisau besar semacang Gobang yang terbuat dari bahan Baja (rata-rata menggunakan Loga Per).

  • Ungkal, adalah alat untuk mengasah / mempertajam Bendo.

  • Ember, adalah tempat air sebagai pelicin ungkal dan bendo sehingga bisa tajam

  • Rigen, adalah tempat hasil rajang tembakau untuk pengeringan dibawah Terik Matahari




Bpk. Tohari (Warga RT.02 RW.04) menuturkan, Beliau masih exist menggunakan jasa rajang tembakau tangan (tradisional) dengan alasan bahwa selain bisa untuk menemani bekerja Nganjang (meratakan hasil rajang di tempat rigen) dimalam hari beliau bisa mengurangi pengeluaran biaya proses. Dibandingkan dengan mesin rajang modern, untuk 1 kwintal tembakau kering paling lama dirajang 1 jam, tetapi untuk proses di anjang dalam rigen beliau harus sendiri ditemani istrinya.
Namun sebagian warga juga banyak yang menggunakan mesin rajang modern.
 

Alat Rajang Tembakau Tradisional




Ngrajang
Potret masa kini yang masih dilakukan oleh sebagian warga di Desa Putatgede ditengah-tengah maraknya Mesin Perajang Tembakau. Alat Tembakau Tradisional ini terdiri dari :




Nganjang



Bendo

  • Cacak, adalah istilah Tempat / Dingklik (bangku) tempat untuk merajang tembakau. 

  • Bendo, adalah Pisau besar semacang Gobang yang terbuat dari bahan Baja (rata-rata menggunakan Loga Per).

  • Ungkal, adalah alat untuk mengasah / mempertajam Bendo.

  • Ember, adalah tempat air sebagai pelicin ungkal dan bendo sehingga bisa tajam

  • Rigen, adalah tempat hasil rajang tembakau untuk pengeringan dibawah Terik Matahari




Bpk. Tohari (Warga RT.02 RW.04) menuturkan, Beliau masih exist menggunakan jasa rajang tembakau tangan (tradisional) dengan alasan bahwa selain bisa untuk menemani bekerja Nganjang (meratakan hasil rajang di tempat rigen) dimalam hari beliau bisa mengurangi pengeluaran biaya proses. Dibandingkan dengan mesin rajang modern, untuk 1 kwintal tembakau kering paling lama dirajang 1 jam, tetapi untuk proses di anjang dalam rigen beliau harus sendiri ditemani istrinya.
Namun sebagian warga juga banyak yang menggunakan mesin rajang modern.
 

Selasa, 30 Agustus 2011

Puncak Marching Black Takbir Keliling


Disela-sela Bulan Suci Ramadhan 1432 H, pemuda warga Desa Putatgede khususnya RW.5 telah mengadakan kegiatan Ngangklang Desa dengan tujuan membangunan warga untuk melakukan santap sahur. Namun uniknya disini, mereka membuat sebuah layaknya Group Marching Band sungguhan. peralatan yang digunakannyapun sangat sederhana (Black/Seng tempat roti, Botol syrup, kentongan, Drum bekas sebagai bas, ketipung yang terbuat dari pralon dan seng (sebagi penggati kulit, mereka menggunakan plastik tebal yang diperkuat dengan Isolasi) dan juga peralatan Pianika tiup serta alat-alat lain yang bisa menimbulkan suara merdu.

Hampir setiap malam selepas jam 00.00 WIB mereka melakukan keliling desa al. Desa Putatgede, Bulugede, Bojonggede dan bahkan Kelurahan Sukodono. Peralatan tersebut mereka gunakan untuk membentuk sebuah irama layaknya Marching Band umumnya. "Alat-alat ini kita gunakan untuk membentuk sebuah irama, irama ini mereka peroleh dari salah seorang remaja yang lihai dalam hal music, mereka juga memberikan nama "MARCHING BLACK" dan inilah hasilnya." Tandas Arif Himawan selaku Ketua Remaja.
Menurut salah seorang warga desa Bojonggede (Ibu Tri / Perangkat Desa Bojonggede) menuturkan : "Hampir setiap malam selama bulan Ramadha ini beliau mendengar merdunya music yang dimainkan. Beliau juga sangat menghargai dan salut dengan kegiatan mereka."
Sebagai puncaknya , hari ini Rabu, 31 Agustus 2011 bertepatan dengan 1 Syawal 1432 H, Group ini menampilkan hasil karya mereka denga TAKBIR KELILING dengan diikuti oleh hampir seluruh warga RW.5 bahkan sampai Warga RW.6 pun ikut merayakan Takbir Keliling bersama mereka. Rute yang mereka melewati adalah : Start dari Halaman Mushola RW.6 - ke selatan menuju jalan raya kemudian belok ke arah timur menuju Balai Desa Putatgede - Jalan DPU Jurusan Pasar Putat Pegandon - ambil belok kanan dan bergerak sampai batas Desa Putatgede dan Balik Kanan menuju Kelurahan Sukodono - Wilayah RT.02 RW.04 Desa Putatgede - Arah Balai Desa kemudian Berakhir di Mushola RW.5.
 Group yang mereka tampilkan juga dimeriahkan oleh Group Marching Black dari Kaliwungu.

Puncak Marching Black Takbir Keliling


Disela-sela Bulan Suci Ramadhan 1432 H, pemuda warga Desa Putatgede khususnya RW.5 telah mengadakan kegiatan Ngangklang Desa dengan tujuan membangunan warga untuk melakukan santap sahur. Namun uniknya disini, mereka membuat sebuah layaknya Group Marching Band sungguhan. peralatan yang digunakannyapun sangat sederhana (Black/Seng tempat roti, Botol syrup, kentongan, Drum bekas sebagai bas, ketipung yang terbuat dari pralon dan seng (sebagi penggati kulit, mereka menggunakan plastik tebal yang diperkuat dengan Isolasi) dan juga peralatan Pianika tiup serta alat-alat lain yang bisa menimbulkan suara merdu.

Hampir setiap malam selepas jam 00.00 WIB mereka melakukan keliling desa al. Desa Putatgede, Bulugede, Bojonggede dan bahkan Kelurahan Sukodono. Peralatan tersebut mereka gunakan untuk membentuk sebuah irama layaknya Marching Band umumnya. "Alat-alat ini kita gunakan untuk membentuk sebuah irama, irama ini mereka peroleh dari salah seorang remaja yang lihai dalam hal music, mereka juga memberikan nama "MARCHING BLACK" dan inilah hasilnya." Tandas Arif Himawan selaku Ketua Remaja.
Menurut salah seorang warga desa Bojonggede (Ibu Tri / Perangkat Desa Bojonggede) menuturkan : "Hampir setiap malam selama bulan Ramadha ini beliau mendengar merdunya music yang dimainkan. Beliau juga sangat menghargai dan salut dengan kegiatan mereka."
Sebagai puncaknya , hari ini Rabu, 31 Agustus 2011 bertepatan dengan 1 Syawal 1432 H, Group ini menampilkan hasil karya mereka denga TAKBIR KELILING dengan diikuti oleh hampir seluruh warga RW.5 bahkan sampai Warga RW.6 pun ikut merayakan Takbir Keliling bersama mereka. Rute yang mereka melewati adalah : Start dari Halaman Mushola RW.6 - ke selatan menuju jalan raya kemudian belok ke arah timur menuju Balai Desa Putatgede - Jalan DPU Jurusan Pasar Putat Pegandon - ambil belok kanan dan bergerak sampai batas Desa Putatgede dan Balik Kanan menuju Kelurahan Sukodono - Wilayah RT.02 RW.04 Desa Putatgede - Arah Balai Desa kemudian Berakhir di Mushola RW.5.
 Group yang mereka tampilkan juga dimeriahkan oleh Group Marching Black dari Kaliwungu.

Rabu, 17 Agustus 2011

Upacara Bendera HUT RI ke-66

 
Dalam rangka memperingati HUT RI ke-66 Pemerintah Kecamatan Ngampel melaksanakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dilaksanakan di Lapangan Gelora Desa Ngampelkulon Kecamatan Ngampel dengan Inspektur Upacara dipimpin langsung Bp. Hasyim Trijoko, SE, M.Si (Camat Ngampel), Komandan Upacara Bp. Agus (Polsek Pegandon).
Petugas Pengibar Bendera dilaksanakan oleh Pasukan PASKIBRAKA dari SMK Al Musyafa' Desa Sudipayung. Peserta Upacara dari Sebagian Sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Ngampel (dari SD, SMP, SMA, SMK), Anggota Linmas dari 12 Desa, (PGRI), Perangkat Desa,  Kader PKK, anggota Pramuka dan Polsek Kecamatan Pegandon-Ngampel serta Tokoh Masyarakat. Sebagai tenaga kesehatan adalah dari Puskesmas Ngampel dibantu oleh Petugas PMI.

Upacara dihadiri oleh Ka. Polsek Pegandon (Bp. AKP. Sugeng Hiryanto), Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Ngampel, Kepala KUA Kecamatan Ngampel, seluruh Kepala Desa dan Sekretaris Desa beserta istri dan Segenap Muspika Kecamatan Ngampel. Mereka menempati Tribun Utama yang ada disebalah barat Lapangan. Upacara dimulai jam 09.15 WIB. Tepat jam 10.00 WIB dilaksanakan Detik-detik Proklamasi dilanjutkan Pembacaan Teks Proklamasi Oleh Inspektur Upacara.
Dalam Amanat Inspektur Upacara dibacakan Sambutan Bupati Kendal, yang sebagian intinya adalah " ....... Kendal dalam tahun terakhir ini telah mengalami perubahan besar baik dari segi pembangunan, ekonomi, dan sektor-sektor lainnya. Pemerintah Kendal juga telah mengganti Logo Kabupaten Kendal sesuai dengan kondisi saat ini dan semoga dengan Lambang yang ini tersebut Kendal akan lebih maju dari segala bidang.  .... "
Disela-sela berakhirnya upacara para peserta sangat merasakan cuaca yang begitu panas dengan kondisi tepat di bulan suci Ramadhan, Namun dengan semangat nasionalismenya, tidak menyurutkan keberadaan mereka melaksanakan Upacara Bendera HUT RI ke-66.
Sedangkan Upacara Penurunan Bendera dilaksanakan pada sore hari dimulai pada jam 16.00 WIB, dengan diawali dengan Aubade dari siswa-siswa Sekolah (SD, SMP, SMA dan Anggota Pramuka). yang ada diwilayah Kecamatan Ngampel. bertindak sebagai Inspektur Upacara Kepala Polsek Kecamatan Pegandon (AKP Sugeng Hiryanto), dengan Komandan Upacara dari Koramil Pegandon. Disela-sela sebelum Upacara dimulai dibagikan hadiah-hadiah berupa Piala untuk mereka yang memenangkan Lomba dalam rangka HUT RI, dengan Juara Umum adalah dari Polsek Pegandon. Dengan diakhiri dengan Buka Bersama di Aula Kecamatan Ngampel.
Bravo Kecamatan Ngampel.....

Upacara Bendera HUT RI ke-66

 
Dalam rangka memperingati HUT RI ke-66 Pemerintah Kecamatan Ngampel melaksanakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dilaksanakan di Lapangan Gelora Desa Ngampelkulon Kecamatan Ngampel dengan Inspektur Upacara dipimpin langsung Bp. Hasyim Trijoko, SE, M.Si (Camat Ngampel), Komandan Upacara Bp. Agus (Polsek Pegandon).
Petugas Pengibar Bendera dilaksanakan oleh Pasukan PASKIBRAKA dari SMK Al Musyafa' Desa Sudipayung. Peserta Upacara dari Sebagian Sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Ngampel (dari SD, SMP, SMA, SMK), Anggota Linmas dari 12 Desa, (PGRI), Perangkat Desa,  Kader PKK, anggota Pramuka dan Polsek Kecamatan Pegandon-Ngampel serta Tokoh Masyarakat. Sebagai tenaga kesehatan adalah dari Puskesmas Ngampel dibantu oleh Petugas PMI.

Upacara dihadiri oleh Ka. Polsek Pegandon (Bp. AKP. Sugeng Hiryanto), Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Ngampel, Kepala KUA Kecamatan Ngampel, seluruh Kepala Desa dan Sekretaris Desa beserta istri dan Segenap Muspika Kecamatan Ngampel. Mereka menempati Tribun Utama yang ada disebalah barat Lapangan. Upacara dimulai jam 09.15 WIB. Tepat jam 10.00 WIB dilaksanakan Detik-detik Proklamasi dilanjutkan Pembacaan Teks Proklamasi Oleh Inspektur Upacara.
Dalam Amanat Inspektur Upacara dibacakan Sambutan Bupati Kendal, yang sebagian intinya adalah " ....... Kendal dalam tahun terakhir ini telah mengalami perubahan besar baik dari segi pembangunan, ekonomi, dan sektor-sektor lainnya. Pemerintah Kendal juga telah mengganti Logo Kabupaten Kendal sesuai dengan kondisi saat ini dan semoga dengan Lambang yang ini tersebut Kendal akan lebih maju dari segala bidang.  .... "
Disela-sela berakhirnya upacara para peserta sangat merasakan cuaca yang begitu panas dengan kondisi tepat di bulan suci Ramadhan, Namun dengan semangat nasionalismenya, tidak menyurutkan keberadaan mereka melaksanakan Upacara Bendera HUT RI ke-66.
Sedangkan Upacara Penurunan Bendera dilaksanakan pada sore hari dimulai pada jam 16.00 WIB, dengan diawali dengan Aubade dari siswa-siswa Sekolah (SD, SMP, SMA dan Anggota Pramuka). yang ada diwilayah Kecamatan Ngampel. bertindak sebagai Inspektur Upacara Kepala Polsek Kecamatan Pegandon (AKP Sugeng Hiryanto), dengan Komandan Upacara dari Koramil Pegandon. Disela-sela sebelum Upacara dimulai dibagikan hadiah-hadiah berupa Piala untuk mereka yang memenangkan Lomba dalam rangka HUT RI, dengan Juara Umum adalah dari Polsek Pegandon. Dengan diakhiri dengan Buka Bersama di Aula Kecamatan Ngampel.
Bravo Kecamatan Ngampel.....

Sabtu, 13 Agustus 2011

Lokasi Balai Desa Putatgede


PEMERINTAH DESA PUTATGEDE
Kecamatan Ngampel - Kabupaten Kendal
Alamat : Jl. Kyai Suropadan RT.01 RW.04 Kec. Ngampel
              Kabupaten Kendal Telp. (0294) 3689350
Lokasi :  6°57'10.83"S 110°11'33.35"T
 

Lokasi Balai Desa Putatgede


PEMERINTAH DESA PUTATGEDE
Kecamatan Ngampel - Kabupaten Kendal
Alamat : Jl. Kyai Suropadan RT.01 RW.04 Kec. Ngampel
              Kabupaten Kendal Telp. (0294) 3689350
Lokasi :  6°57'10.83"S 110°11'33.35"T
 

Jumat, 05 Agustus 2011

Lain ladang lain belalang, Lain pula ikannya

Ibarat pepatah "Lain ladang lain belalang" inilah fakta yang terjadi di area pertanian Desa Putatgede khusus wilayah Blok Wetan Gili. Sebagian petani dalam satu blok menanam Tembakau dan sebagian mayoritas menanam Padi. Kalau dilihat dari jenis dan perlakuan tanaman kedua jelas-jelas jauh berbeda.
Dilihat dari kacamata agama, petani tembakau berdoa agar Hujan tidak turun agar nantinya kualitas tembakau lebih baik (bhs jawa : Tembakau oleh cekel, gondo, kelir lan bobot), namun dilain pihak Petani Padi sangat mengharap sekali akan bantuan air hujan agar kualitas padi menjadi subur dan Gabah / Bulirnya nanti menjadi berbobot.
Akan tetapi sesuai dengan realita cuaca yang berlaku sampai saat ini, iklim sangat mendukung atau berpihak kepada tanaman tembakau. Sehingga sampai berita ini dimuat petani mulai meniti hasil dari tembakau tersebut. Untuk mengevaluasi harga tembakau yang berlaku saat ini, petani melakukan penjualan berupa daun tembakau "Samparan" yang laku dijual Rp. 110.000,- per kwintal untuk panenan pertama (1-2 daun), kemudian untuk panenan kedua laku sebesar Rp. 190.000,- per kwintal. Mereka berharap cuaca saait ini berlangsung hingga Panen Tembakau selesai.


Sedang bagi Petani yang menanam Padi sangat berusaha keras agar tanaman padinya berbuah bagus, walaupun air yang dibutuhkan untuk tanaman mereka tidak ditolong air hujan. Walaupun untuk tahap awal penanaman sudah dibantu oleh air hujan, mereka tidak kekurangan cara, agar padinya tetap memperoleh air, mereka menggunakan Pompa Air dengan "Menyedot air dari aliran sungai "Penut". Merekapun bergotong royong dengan iuran untuk membeli Solar dan membayar operasional pelaku yang menjalankan pompa air tersebut. Iuran yang mereka bayarkan sebesar Rp. 1.000.000,- untuk tiap hektar. Iuran tersebut tidak hanya berlaku bagi yang menanam padi, tapi juga berlaku bagi mereka yang menanam tembakau.

Karena aliran saluran air melewati area tanaman tembakau. Keberadaan ini juga sama-sama saling menguntungkan. Air yang melewati area tanaman tembakau oleh petani dimanfaatkan untuk menyiram tanam tembakau tersebut. Bagi petani tembakau sudah mengantisipasi agar tembakau mereka tidak kebanjiran / "Keblebeken" air dengan cara membuat saluran pembuangan menuju sungai yang ada di sebelah timur sawah mereka. 
Petani penanam Padipun sudah terbantu dengan Pompa Air, sehingga tanaman mereka masih bisa dapat air. Diperkirakan 20 hari lagi mereka bisa memanen padi. Bagi petani Padi sudah mendapatkan angin segar, karena harga Gabah kering basah (keluar dari sawah informasinya seharga Rp. 380.000,- perkwintal.
Memang secara ideal keadaan semacam ini kurang ideal dan saling merugikan. Namun didalam Kelompok Tani Margi Utomo Desa Putatgede ini sungguh nyata. Walaupun lain ladang lain belalang, mereka bisa saling aku dan saling untuk tidak merugikan satu sama lain dalam mencari keuntungan dari tanaman yang mereka tanam. Semoga keadaan seperti ini bisa menjadi contoh bagi kelompok-kelompok lain.
Bpk. Supriyadi (Kades Putatgede) mengatakan : "Untuk tahun ini memang menjadi ujian bagi kedua belah pihak dalam rangka mencari hasil keuntungan masing-masing". Beliau juga berharap untuk musim-musim mendatang untuk bisa akur dan seragam dalam bercocok tanam.





Lain ladang lain belalang, Lain pula ikannya

Ibarat pepatah "Lain ladang lain belalang" inilah fakta yang terjadi di area pertanian Desa Putatgede khusus wilayah Blok Wetan Gili. Sebagian petani dalam satu blok menanam Tembakau dan sebagian mayoritas menanam Padi. Kalau dilihat dari jenis dan perlakuan tanaman kedua jelas-jelas jauh berbeda.
Dilihat dari kacamata agama, petani tembakau berdoa agar Hujan tidak turun agar nantinya kualitas tembakau lebih baik (bhs jawa : Tembakau oleh cekel, gondo, kelir lan bobot), namun dilain pihak Petani Padi sangat mengharap sekali akan bantuan air hujan agar kualitas padi menjadi subur dan Gabah / Bulirnya nanti menjadi berbobot.
Akan tetapi sesuai dengan realita cuaca yang berlaku sampai saat ini, iklim sangat mendukung atau berpihak kepada tanaman tembakau. Sehingga sampai berita ini dimuat petani mulai meniti hasil dari tembakau tersebut. Untuk mengevaluasi harga tembakau yang berlaku saat ini, petani melakukan penjualan berupa daun tembakau "Samparan" yang laku dijual Rp. 110.000,- per kwintal untuk panenan pertama (1-2 daun), kemudian untuk panenan kedua laku sebesar Rp. 190.000,- per kwintal. Mereka berharap cuaca saait ini berlangsung hingga Panen Tembakau selesai.


Sedang bagi Petani yang menanam Padi sangat berusaha keras agar tanaman padinya berbuah bagus, walaupun air yang dibutuhkan untuk tanaman mereka tidak ditolong air hujan. Walaupun untuk tahap awal penanaman sudah dibantu oleh air hujan, mereka tidak kekurangan cara, agar padinya tetap memperoleh air, mereka menggunakan Pompa Air dengan "Menyedot air dari aliran sungai "Penut". Merekapun bergotong royong dengan iuran untuk membeli Solar dan membayar operasional pelaku yang menjalankan pompa air tersebut. Iuran yang mereka bayarkan sebesar Rp. 1.000.000,- untuk tiap hektar. Iuran tersebut tidak hanya berlaku bagi yang menanam padi, tapi juga berlaku bagi mereka yang menanam tembakau.

Karena aliran saluran air melewati area tanaman tembakau. Keberadaan ini juga sama-sama saling menguntungkan. Air yang melewati area tanaman tembakau oleh petani dimanfaatkan untuk menyiram tanam tembakau tersebut. Bagi petani tembakau sudah mengantisipasi agar tembakau mereka tidak kebanjiran / "Keblebeken" air dengan cara membuat saluran pembuangan menuju sungai yang ada di sebelah timur sawah mereka. 
Petani penanam Padipun sudah terbantu dengan Pompa Air, sehingga tanaman mereka masih bisa dapat air. Diperkirakan 20 hari lagi mereka bisa memanen padi. Bagi petani Padi sudah mendapatkan angin segar, karena harga Gabah kering basah (keluar dari sawah informasinya seharga Rp. 380.000,- perkwintal.
Memang secara ideal keadaan semacam ini kurang ideal dan saling merugikan. Namun didalam Kelompok Tani Margi Utomo Desa Putatgede ini sungguh nyata. Walaupun lain ladang lain belalang, mereka bisa saling aku dan saling untuk tidak merugikan satu sama lain dalam mencari keuntungan dari tanaman yang mereka tanam. Semoga keadaan seperti ini bisa menjadi contoh bagi kelompok-kelompok lain.
Bpk. Supriyadi (Kades Putatgede) mengatakan : "Untuk tahun ini memang menjadi ujian bagi kedua belah pihak dalam rangka mencari hasil keuntungan masing-masing". Beliau juga berharap untuk musim-musim mendatang untuk bisa akur dan seragam dalam bercocok tanam.


Selasa, 02 Agustus 2011

Posluhtan "Loh Jinawi"

Pada hari Minggu, 31 Juli 2011 lalu telah dibangun Pos Penyuluhan Pertanian "Loh Jinawi" milik Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Putatgede. Bangunan 6x11 m tersebut berdiri diatas tanah Bengkok desa tepat disebelah timur "Gumuk Doro" yang sebagian memakan badan jalan dengan tinggi 5 m dengan asumsi agar bisa dilewati oleh Mobil Truck.

Atas kerjasama antara Gapoktan "Maju Jaya" dan Kelompok Tani "Margi Utomo", Pos ini dibangun dalam rangka untuk membina dan menghidupkan kembali penyuluhan bagi masyarakat petani desa Putatgede umum dan khususnya untuk kelompok tani Margi Utomo yang di pimpin oleh Bpk. Solikhin agar Pengetahuan (skill) tentang Pertanian bertambah maju. Oleh Gapoktan dana yang serap untuk membangun diambilkan dari hasil usaha Blower Padi (Mesin Perontok Padi) dengan dibantu dari sebagian hasil Pompa air Poktan"Margi Utomo".
Dengan adanya Posluhtan tersebut masyarakat Petani disekitar Blok Wetan Gili maupun Blok Kulon gili sangat menyambut gembira, karena pada sekarang ini Petani sedang awal musim panen Tembakau, yang sedianya Pos tersebut akan digunakan sebagai Pusat Penjualan Daun Tembakau (bhs jawa : "Open Tembakau").

Untuk jangka kedepan akan digunakan sebagai pusat informasi atau pusat perdagangan pertanian dan yang lebih menguntungkan sebagai tempat untuk istirahat atau sebagai tempat transit bagi petani untuk menempatkan Pupuk sebagai perlindungan dari terik Matahari dan sebagai pelindung dari Hujan.
"Posluhtan "Loh Jinawi" yang sedang dibangun ini sebagai bentuk kepedulian Gapoktan dan Pemerintah Desa untuk mensejahterakan dan meningkatkan SDM bagi Masyarakat Petani Desa Putatgede dan juga nantinya diharpkan menjadi terminal bagi tengkulak yang akan membeli hasil pertanian" ujar Bpk. Much. Mustagfirin (Bayan Tani).

PPL Dinas Pertanian Kecamatan Ngampel Bpk Jaswadi, juga sangat mendukung sekali dengan adanya Posluhtan ini. Karena untuk Musim Tanam Rendeng tahun ini Desa Putatgede mendapatkan SLPTT Tanaman Padi dari Pemerintah Pusat seluas 25 ha. Sehingga semua kegiatan penyuluhan tentang SLPTT tersebut akan di tempatkan di Posluhtan ini.

Posluhtan "Loh Jinawi"

Pada hari Minggu, 31 Juli 2011 lalu telah dibangun Pos Penyuluhan Pertanian "Loh Jinawi" milik Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Putatgede. Bangunan 6x11 m tersebut berdiri diatas tanah Bengkok desa tepat disebelah timur "Gumuk Doro" yang sebagian memakan badan jalan dengan tinggi 5 m dengan asumsi agar bisa dilewati oleh Mobil Truck.

Atas kerjasama antara Gapoktan "Maju Jaya" dan Kelompok Tani "Margi Utomo", Pos ini dibangun dalam rangka untuk membina dan menghidupkan kembali penyuluhan bagi masyarakat petani desa Putatgede umum dan khususnya untuk kelompok tani Margi Utomo yang di pimpin oleh Bpk. Solikhin agar Pengetahuan (skill) tentang Pertanian bertambah maju. Oleh Gapoktan dana yang serap untuk membangun diambilkan dari hasil usaha Blower Padi (Mesin Perontok Padi) dengan dibantu dari sebagian hasil Pompa air Poktan"Margi Utomo".
Dengan adanya Posluhtan tersebut masyarakat Petani disekitar Blok Wetan Gili maupun Blok Kulon gili sangat menyambut gembira, karena pada sekarang ini Petani sedang awal musim panen Tembakau, yang sedianya Pos tersebut akan digunakan sebagai Pusat Penjualan Daun Tembakau (bhs jawa : "Open Tembakau").

Untuk jangka kedepan akan digunakan sebagai pusat informasi atau pusat perdagangan pertanian dan yang lebih menguntungkan sebagai tempat untuk istirahat atau sebagai tempat transit bagi petani untuk menempatkan Pupuk sebagai perlindungan dari terik Matahari dan sebagai pelindung dari Hujan.
"Posluhtan "Loh Jinawi" yang sedang dibangun ini sebagai bentuk kepedulian Gapoktan dan Pemerintah Desa untuk mensejahterakan dan meningkatkan SDM bagi Masyarakat Petani Desa Putatgede dan juga nantinya diharpkan menjadi terminal bagi tengkulak yang akan membeli hasil pertanian" ujar Bpk. Much. Mustagfirin (Bayan Tani).

PPL Dinas Pertanian Kecamatan Ngampel Bpk Jaswadi, juga sangat mendukung sekali dengan adanya Posluhtan ini. Karena untuk Musim Tanam Rendeng tahun ini Desa Putatgede mendapatkan SLPTT Tanaman Padi dari Pemerintah Pusat seluas 25 ha. Sehingga semua kegiatan penyuluhan tentang SLPTT tersebut akan di tempatkan di Posluhtan ini.

Minggu, 31 Juli 2011

Lounching Logo Kabupaten Kendal

Tepat pada Hari Sabtu, Tanggl 30 Juli 2011.
Kendal – Bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kendal yang ke – 406, Pemkab meluncurkan Logo Daerah yang Baru di sela – sela upacara peringatan Hari Jadi di Alun – Alun Kendal, Kamis ( 28/7 ). Logo lama dianggap telah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan dan Potensi Kabupaten Kendal.
Bupati Kendal, dr. Hj. Widya Kandi Susanti, MM, CD dengan didampingi Wakil Bupati Kendal, H. Muh. Mustamsikin, S.Ag, M.Si serta para Muspida Kendal, membuka logo yang lama untuk digantikan logo yang baru di sebaliknya. Pembukaan logo baru diikuti dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama ( SHP ) prangko khusus Hari Jadi Kabupaten Kendal ke – 406 oleh Bupati Kendal.
Bupati Widya mengungkapkan, logo yang lama berupa kendil yang didalamnya terdapat berbagai lambang, dirasa tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kondisi Kabupaten Kendal yang semakin dinamis. “ Seluruh potensi Kabupaten Kendal terkungkung dan tidak dapat dilihat jelas serta tidak dapat dikembangkan karena disimpan dalam sebuah ‘kendil’, ujar Bupati.
Dengan demikian, lanjut Bupati Kendal, perlu logo atau lambang yang baru yang mampu mewadahi berbagai potensi dan semangat serta komitmen untuk maju mewujudkan Kabupaten Kendal yang maju, makmur dan sejahtera yang senantiasa dicita –citakan sejak berdirinya kabupaten Kendal pada 28 Juli 1605.
Kondisi saat ini, menurut Bupati, Kabupaten Kendal telah mencapai berbagai prestasi dan keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan. Dengan logo yang baru, akan membuat prestasi dan hasil yang sudah ada akan semakin baik.
Dalam satu tahun pemerintahannya, Kendal telah mulai menggeliat yang ditandai dengan berbagai pembangunan. Hasil yang telah dicapai antara lain, pembangunan kembali pelabuhan Kendal sebagai dermaga penumpang dan barang berkelas internasional, pengoperasian Terminal Kayu Terpadu, kawasan ruang public dan percontohan terbaik se-Indonesia.
Selain itu, Ditemukannya kembali Batik Kendal asli yang berasal dari Kaliwungu yang pernah jaya pada 1950an, oleh Bupati Widya. Batik ini, menurut Bupati akan dikembangkan kembali sebagai sentra industri untuk mengangkat perekonomian masyarakat Kabupaten Kendal.
Dan yang tak kalah membanggakan adalah perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang ditandai dengan penghargaan dari pemerintah pusat berupa Setya Lencana Wira Karya Bhakti kepada kabupaten Kendal yang diterima Bupati Kendal. ( HEDJ/HMS Kendal ).

Sumber :
http://www.kendalkab.go.id/index.php/berita/2042-kendal-launching-logo-baru

Lounching Logo Kabupaten Kendal

Tepat pada Hari Sabtu, Tanggl 30 Juli 2011.
Kendal – Bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kendal yang ke – 406, Pemkab meluncurkan Logo Daerah yang Baru di sela – sela upacara peringatan Hari Jadi di Alun – Alun Kendal, Kamis ( 28/7 ). Logo lama dianggap telah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan dan Potensi Kabupaten Kendal.
Bupati Kendal, dr. Hj. Widya Kandi Susanti, MM, CD dengan didampingi Wakil Bupati Kendal, H. Muh. Mustamsikin, S.Ag, M.Si serta para Muspida Kendal, membuka logo yang lama untuk digantikan logo yang baru di sebaliknya. Pembukaan logo baru diikuti dengan penandatanganan Sampul Hari Pertama ( SHP ) prangko khusus Hari Jadi Kabupaten Kendal ke – 406 oleh Bupati Kendal.
Bupati Widya mengungkapkan, logo yang lama berupa kendil yang didalamnya terdapat berbagai lambang, dirasa tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kondisi Kabupaten Kendal yang semakin dinamis. “ Seluruh potensi Kabupaten Kendal terkungkung dan tidak dapat dilihat jelas serta tidak dapat dikembangkan karena disimpan dalam sebuah ‘kendil’, ujar Bupati.
Dengan demikian, lanjut Bupati Kendal, perlu logo atau lambang yang baru yang mampu mewadahi berbagai potensi dan semangat serta komitmen untuk maju mewujudkan Kabupaten Kendal yang maju, makmur dan sejahtera yang senantiasa dicita –citakan sejak berdirinya kabupaten Kendal pada 28 Juli 1605.
Kondisi saat ini, menurut Bupati, Kabupaten Kendal telah mencapai berbagai prestasi dan keberhasilan pembangunan yang dapat dirasakan. Dengan logo yang baru, akan membuat prestasi dan hasil yang sudah ada akan semakin baik.
Dalam satu tahun pemerintahannya, Kendal telah mulai menggeliat yang ditandai dengan berbagai pembangunan. Hasil yang telah dicapai antara lain, pembangunan kembali pelabuhan Kendal sebagai dermaga penumpang dan barang berkelas internasional, pengoperasian Terminal Kayu Terpadu, kawasan ruang public dan percontohan terbaik se-Indonesia.
Selain itu, Ditemukannya kembali Batik Kendal asli yang berasal dari Kaliwungu yang pernah jaya pada 1950an, oleh Bupati Widya. Batik ini, menurut Bupati akan dikembangkan kembali sebagai sentra industri untuk mengangkat perekonomian masyarakat Kabupaten Kendal.
Dan yang tak kalah membanggakan adalah perkembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) yang ditandai dengan penghargaan dari pemerintah pusat berupa Setya Lencana Wira Karya Bhakti kepada kabupaten Kendal yang diterima Bupati Kendal. ( HEDJ/HMS Kendal ).

Sumber :
http://www.kendalkab.go.id/index.php/berita/2042-kendal-launching-logo-baru

Jumat, 15 Juli 2011

Tingkatkan SDM anak, Dirikan TPQ

Akhir pekan lalu tepatnya Hari Jum'at, 8 Juli 2011 adalah merupakan pertemuan lanjutan sekaligus sebagai penentu dibentuknya Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) di Desa Putatgede. Keputusan ini diambi oleh Tim Sebelas (Yang terdiri Tomas, Toga dan Lembaga Desa al. Bp. Solikhin, Bp. Muzaenal, Bp. H. Parwuwanto, dll) , atas persetujuan dari RT/RW, dan lembaga Desa (BPD, LPM), Takmir Masjid Desa beserta para Toga dan Tomas ang dipimpin langsung oleh Kepala Desa (Bp. Supriyadi).
Didalam rapat tersebut telah ditentukan pula beberapa Ustad dan ustadzah untuk memberikan pelajaran, dengan merekrut tokoh agama desa dan pemuda pemudi desa Putatgede lulusan Pondok Pesatren. Untuk pemberian nama TPQ Desa sementara masih dalam pertimbangan.
Bekerjasama dengan Pihak Ta'mir Masjid Nurul Huda Desa Putatgede, TPQ inilah wujud dari upaya Pemerintah Desa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi warganya untuk mengenyam pendidikan Agama bagi anak-anak usia dini. Karena pada tahun sebelumnya Pemerintah Desa sudah berhasil mendirikan TK "Nusa Bakhti" dengan Bantuan dari Kementerian lewat Dirjen Pendidikan Dasar Jakarta sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus lima puluh juta rupiah). Sampai saat ini warga sangat antusias mendaftarkan putra-putri mereka di TK "Nusa Bakhti" dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa.
Dilain pihak selama kurun waktu 3 periode Kepala Desa, masyarakat mencari pendidikan agama bagi putra putrinya melancong ke desa tetangga. Ada yang di Kelurahan Sukodono, Desa Dempelrejo dan Desa Bulugede.
Harapan ke depan, putra-putri usia dini yang ada di wilayah Desa Putatgede tidak lagi menyekolahkan sampai ke desa-desa tetangga. Dimulai hari Senin kemarin telah dibuka pendaftaran santri baru dengan gratis sampai dengan dimulainya Tahun Pelajaran baru pada 2 Muharam 1434 H.

Tingkatkan SDM anak, Dirikan TPQ

Akhir pekan lalu tepatnya Hari Jum'at, 8 Juli 2011 adalah merupakan pertemuan lanjutan sekaligus sebagai penentu dibentuknya Taman Pendidikan Qur'an (TPQ) di Desa Putatgede. Keputusan ini diambi oleh Tim Sebelas (Yang terdiri Tomas, Toga dan Lembaga Desa al. Bp. Solikhin, Bp. Muzaenal, Bp. H. Parwuwanto, dll) , atas persetujuan dari RT/RW, dan lembaga Desa (BPD, LPM), Takmir Masjid Desa beserta para Toga dan Tomas ang dipimpin langsung oleh Kepala Desa (Bp. Supriyadi).
Didalam rapat tersebut telah ditentukan pula beberapa Ustad dan ustadzah untuk memberikan pelajaran, dengan merekrut tokoh agama desa dan pemuda pemudi desa Putatgede lulusan Pondok Pesatren. Untuk pemberian nama TPQ Desa sementara masih dalam pertimbangan.
Bekerjasama dengan Pihak Ta'mir Masjid Nurul Huda Desa Putatgede, TPQ inilah wujud dari upaya Pemerintah Desa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi warganya untuk mengenyam pendidikan Agama bagi anak-anak usia dini. Karena pada tahun sebelumnya Pemerintah Desa sudah berhasil mendirikan TK "Nusa Bakhti" dengan Bantuan dari Kementerian lewat Dirjen Pendidikan Dasar Jakarta sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus lima puluh juta rupiah). Sampai saat ini warga sangat antusias mendaftarkan putra-putri mereka di TK "Nusa Bakhti" dengan jumlah siswa sebanyak 41 siswa.
Dilain pihak selama kurun waktu 3 periode Kepala Desa, masyarakat mencari pendidikan agama bagi putra putrinya melancong ke desa tetangga. Ada yang di Kelurahan Sukodono, Desa Dempelrejo dan Desa Bulugede.
Harapan ke depan, putra-putri usia dini yang ada di wilayah Desa Putatgede tidak lagi menyekolahkan sampai ke desa-desa tetangga. Dimulai hari Senin kemarin telah dibuka pendaftaran santri baru dengan gratis sampai dengan dimulainya Tahun Pelajaran baru pada 2 Muharam 1434 H.

Minggu, 10 Juli 2011

Ajak istri RT, RW & Lembaga untuk hidupkan PKK

Di tahun-tahun terakhir ini kelompok PKK Desa Putatgede memang belum mendapat tanggapan yang belum berarti. Pada hari ini (Minggu, 10-7-2011 jam 16.00 WIB) Ketua PKK Desa Putatgede (Ibu Uswatun Khasanah lewat Kepala Desa mengundang para Istri Ketua RT, Ketua RW dan Lembaga desa setempat guna menghidupkan PKK. Ditengah-tengah acara tersebut diperagakan Demo Pembuatan Kue yang dipimpin langsung oleh Ketua PKK dengan dibantu Sekretaris PKK (Ibu Aziroh). 
Selama ini PKK hanya dihadiri oleh sebagian istri perangkat desa bersama dengan warga sekitar balai desa Putatgede. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan sekali pada hari minggu minggu pertama. Untuk mengikat para anggotanya sesuai kesepakatan dibentuk juga Arisan berupa uang sebesar Rp.10.000,- per anggota. 
Kepala Desa (Bp. Supriyadi) berharap dimulai tahun ini dengan merangkul para istri-istri Ketua RT/RW dan Lembaga dan bahkan masyarakat dapat menghidupkan kegiatan PKK sehingga sejajar dengan kelompok Tahlil / maulud yang telah berjalan dimasyarakat setempat.

Ajak istri RT, RW & Lembaga untuk hidupkan PKK

Di tahun-tahun terakhir ini kelompok PKK Desa Putatgede memang belum mendapat tanggapan yang belum berarti. Pada hari ini (Minggu, 10-7-2011 jam 16.00 WIB) Ketua PKK Desa Putatgede (Ibu Uswatun Khasanah lewat Kepala Desa mengundang para Istri Ketua RT, Ketua RW dan Lembaga desa setempat guna menghidupkan PKK. Ditengah-tengah acara tersebut diperagakan Demo Pembuatan Kue yang dipimpin langsung oleh Ketua PKK dengan dibantu Sekretaris PKK (Ibu Aziroh). 
Selama ini PKK hanya dihadiri oleh sebagian istri perangkat desa bersama dengan warga sekitar balai desa Putatgede. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan sekali pada hari minggu minggu pertama. Untuk mengikat para anggotanya sesuai kesepakatan dibentuk juga Arisan berupa uang sebesar Rp.10.000,- per anggota. 
Kepala Desa (Bp. Supriyadi) berharap dimulai tahun ini dengan merangkul para istri-istri Ketua RT/RW dan Lembaga dan bahkan masyarakat dapat menghidupkan kegiatan PKK sehingga sejajar dengan kelompok Tahlil / maulud yang telah berjalan dimasyarakat setempat.

Sabtu, 09 Juli 2011

Mendulang Emas Hijau di Tanah Hitam

Di tengah-tengah gencarnya RUU / RPP Tembakau akan disahkan, ratusan Petani di Desa Putatgede seakan tak perduli dengan situasi seperti itu.
Mereka justru lebih memperhatikan bagimana agar hasil tembakau mereka kelak bisa terjual dengan harga yang tinggi. Karena bagi mereka Tembakau adalah Ladang Emas dari dulu secara turun temurun.
Sudah sepantasnya jika APTI (asosiasi Petani Tembakau Indonesia) mendesak pemerintah agar segera membuat proteksi import untuk petani tembakau. yang kedua adalah pengembalian cukai tembakau harus berdasarkan luasan lahan, bukan untuk kampanye anti rokok.
Masyarakat Desa Putatgede hidup dari tembakau, sehingga, yang menghalangi perdagangan tembakau sama saja mematikan rakyat. Ratusan petani akan jadi pengangguran. Lihat saja aktifitas sekarang ini, mencari tenaga saja sudah sulitnya bukan main. Mereka tiap hari bergelut dengan cangkul dan sabit guna Mendulang Emas dari Tembakau.

Mendulang Emas Hijau di Tanah Hitam

Di tengah-tengah gencarnya RUU / RPP Tembakau akan disahkan, ratusan Petani di Desa Putatgede seakan tak perduli dengan situasi seperti itu.
Mereka justru lebih memperhatikan bagimana agar hasil tembakau mereka kelak bisa terjual dengan harga yang tinggi. Karena bagi mereka Tembakau adalah Ladang Emas dari dulu secara turun temurun.
Sudah sepantasnya jika APTI (asosiasi Petani Tembakau Indonesia) mendesak pemerintah agar segera membuat proteksi import untuk petani tembakau. yang kedua adalah pengembalian cukai tembakau harus berdasarkan luasan lahan, bukan untuk kampanye anti rokok.
Masyarakat Desa Putatgede hidup dari tembakau, sehingga, yang menghalangi perdagangan tembakau sama saja mematikan rakyat. Ratusan petani akan jadi pengangguran. Lihat saja aktifitas sekarang ini, mencari tenaga saja sudah sulitnya bukan main. Mereka tiap hari bergelut dengan cangkul dan sabit guna Mendulang Emas dari Tembakau.